Januari 16, 2010

sampah

kali ini aku duduk diatas ranjang seorang yang telah tak bernyawa.aku merasa seakan dia hidup kembali.mungkin aku gila.atau mungkin aku seperempat sadar?
diluar begitu deras.
aku berkata kepada hujan.
aku ingin sekali rasanya berteriak,entah kepada siapa aku marah.
aku murka.
rasanya dada ku tersayat,
ku terus mencoba menggunakan topeng dengan seribu wajah.
aku menipu semua orang.
aku tersenyum.
tapi sesungguhnya aku hancur.
aku pincang,
aku penuh akan luka,
ya,seakan-akan wajahku robek,
sudah kujahit.
tapi karna aku terus saja terjatuh,maka kembali robek.
selang pergantian menit,aku merasakan seonggok cinta datang.aku bahagia.
merasa sangat bahagia.serasa tidak menggunakan topeng,serasa hidup sangat sempurna.

hanya hitungan sekian detik aku merasakan itu.
aku kembali jatuh,
entah.
bukan yang pertama,
yang kedua..
bukan juga yang terakhir.
hingga akhirnya tiba aku berdiri dengan satu kaki.
berdiri di sebuah persimpangan.
entah jalur mana yang akan aku pilih.
semuanya gelap,saat itu hujan,
saat itu juga lukaku kembali terbuka.
akhirnya aku mati rasa.
aku tidak meminta belas kasihan,
kepada mereka yang datang melewati persimpangan,
dengan topeng itu,aku tersenyum.padahal mereka mentertawai aku,mereka berkata aku pincang,mereka terus meludahi aku,berteriak aku pecundang,aku sampah,aku tissue.
jika saja aku gambarkan apa rasanya saat ini,
abstrak,absurd.
nalar ku tidak berjalan,logika tidak mampu berkata apa-apa.
akhirnya aku menjadi bisu,aku buta.
dia yang aku kira cinta,pergi.
seakan semua tidak punya arti.
isakan tangis terus saja melayukan mata,
bibirku bergetar,

aku terus bertanya kepada-NYA,
"Tuan,budakmu menyerah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar