aku berlari tanpa arah
angin malam menusuk tulangku
menangis,
aku tersedak selang aku bernafas.
hanya malam yang menemani aku saat itu,
hujan enggan hadir,
begitu juga bintang.
dia murka,
sebab aku berkata kepada Tuan-ku
"Tuan aku jenuh,
ya,aku bosan hidup.
dari pada aku terus mengeluh,
dan KAU lelah mendengar.
akan jauh lebih baik,kau tarik aku.
kalau saja kebutaan ku bisa berbicara.
maka dia akan berkata,
'jahanam kau'.
sesungguhnya mata ini lelah,
beliau terus tertutup,
kebebasan.itu yang dia inginkan.
Tuan-ku,berhenti mengasihaniku.
ambil aku.dan tarik aku dari sini.
sesungguhnya aku tak mampu berdiri,
terlalu lama berlutut,
hingga tulang menembus kulitku.
tak mau aku mati dimakan zaman.
ku buang semua rasa perih,
rasa nyeri yang begitu dalam,
hingga punggungku mulai ambruk,
badan ku mulai tumbang,
dan tulangku mulai rapuh.
Tuan-ku,ambil lah budak mu ini"
angin malam menusuk tulangku
menangis,
aku tersedak selang aku bernafas.
hanya malam yang menemani aku saat itu,
hujan enggan hadir,
begitu juga bintang.
dia murka,
sebab aku berkata kepada Tuan-ku
"Tuan aku jenuh,
ya,aku bosan hidup.
dari pada aku terus mengeluh,
dan KAU lelah mendengar.
akan jauh lebih baik,kau tarik aku.
kalau saja kebutaan ku bisa berbicara.
maka dia akan berkata,
'jahanam kau'.
sesungguhnya mata ini lelah,
beliau terus tertutup,
kebebasan.itu yang dia inginkan.
Tuan-ku,berhenti mengasihaniku.
ambil aku.dan tarik aku dari sini.
sesungguhnya aku tak mampu berdiri,
terlalu lama berlutut,
hingga tulang menembus kulitku.
tak mau aku mati dimakan zaman.
ku buang semua rasa perih,
rasa nyeri yang begitu dalam,
hingga punggungku mulai ambruk,
badan ku mulai tumbang,
dan tulangku mulai rapuh.
Tuan-ku,ambil lah budak mu ini"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar